Minggu, 30 September 2007

Ditemukan Spesies Baru Katak Pohon di Hutan Papua


Ditemukan Spesies Baru Katak Pohon di Hutan Papua


Chris Dahl
Spesies Litoria hunti ditemukan di hutan Pulau Papua bagian utara.
Berita Terkait:
Dua Spesies Katak Langka Ditemukan di Kolombia
Katak Bercorak Bangkit dari Kepunahan
Dua Spesies Katak Baru Ditemukan di Laos


Katak pohon yang disebut Wowo oleh penduduk lokal di Pulau Papua diklasifikasikan sebagai spesies baru dari genus Litoria dengan nama Litoria hunti. Katak hijau berukuran besar itu ditemukan di dataran rendah Pulau Papua, tepatnya di hutan sekitar Desa Utai, Provinsi Sandaun, bagian barat laut Papua New Guinea.


Para peneliti mengidentifikasi lima ekor katak yang ditangkap Christian Dahl, salah seorang peneliti Conservation International (CI), sepanjang tahun 2004. Litoria hunti memiliki kemiripan dengan katak-katak sejenis khususnya Litoria graminea dan Litoria infrafrenata yang ditemukan di kaki Gunung Foya di Provinsi Papua, Indonesia. Panjang tubuhnya antara 57,9 milimeter hingga 60,4 milimeter dengan jari-jari kaki yang seluruhnya diselimuti selaput.


Spesimen L. hunti rata-rata memiliki pewarnaan tubuh yang seragam dengan pola yang didominasi warna hijau daun. Warna punggungnya mengalami degradasi dari hijau di kepala ke kuning-oranye di tubuh bagian bawah. Di antara batas warna tersebut terdapat bercak-bercak garis berwarna putih.


Bagian luar lengan maupun kakinya juga berwarna hijau. Sedangkan permukaan kaki yang menghadap ke dalam berwarna oranye. Sepanjang tepian bibir, kaki, dan lengannya berwarna putih.


Lingkaran luar matanya berwarna oranye-merah dan bagian dalam yang mengelilingi pupil berwarna putih. Bagian tympanum atau permukaan luar telinga yang berfungsi menerima rangsangan getaran suara untuk diteruskan ke bagian dalam telinga didominasi warna hijau, kecuali bagian berbentuk tapal kuda yang transparan.


Katak L. hunti mengeluarkan suara yang berat dengan panjang ketukan antara 0,7 hingga 0,9 detik. 19 dari 23 suara yang berhasil direkam, memiliki frekuensi yang antara 1787 hingga 2045 hertz. Sedangkan, sisanya dengan rata-rata frekuensi 899,5 hertz.


"Litoria hunti adalah spesies pemanjat, maka suaranya seringkali terdengar dari ranting-ranting pohon setinggi 5 hingga 8 meter. Namun, spesimen yang dijadikan sampel utama penelitian melakukannya di ketinggian sekitar 1,5 meter pada sebuah rawa," tulis para peneliti yang dipimpin Stephen J. Richard dari South Australian Museum. "Ini menunjukkan bahwa Litoria hunti berkembang biak di wilayah basah dekat dasar hutan."


Katak hijau dari genus Litoria tergolong jenis katak Melanesia. Sebelumnya, empat katak sejenis dari genus Litoria telah ditemukan di wilayah tersebut. Selain Litoria graminea dan Litoria infrafrenata, juga ditemukan jenis Litoria caerulea dan Litoria sanguinolenta.


Hutan di Papua New Guinea merupakan salah satu habitat beragam jenis katak yang masih belum banyak dipelajari. Sejauh ini, terdapat lebih dari 280 taksa yang terdiri atas sekitar 600 spesies. Hasil penelitian Stephen J. Richard dari South Australian Museum bersama koleganya Paul Oliver serta Chris Dahl dan Burhan Tjaturadi dari Conservation International dimuat dalam jurnal Zootaxa terbitan Magnolia Press yang dipublikasikan pada 22 Mei 2006

Tidak ada komentar: